Sabtu, 20 November 2010

Penyesalan Tiada Akhir


Seorang tua tertegun ketika datang seorang anak menaiki bis kota sambil menyanyikan lagu. Dia sungguh terpukai demi mendengar bait lagu yang dinyanyikan pengamen jalanan tersebut.
" Aku tak ingin terlahir ke dunia ini.....
  Karena aku korban perceraian orang tua....
  Dimana Ayahku...aku ta' tahu
  Kucari Ibuku....ta' jua kudapati
  Aku baru mengerti arti dari sebuah perceraian
  Ketika kelaparan...ketika kepanasan....
  Ketika ta' ada yang memberiku uang....
  Sungguh malang nasibku ini....
  Menjadi anak yang terbuang.............."

Sontan si tuapun tersentak ketika pengamen tersebut menghampirinya, sambil tergopoh gopoh dia mengeluarkan uang receh yang kemudian diberikannya pada pengamen jalanan tersebut.

Berlalulah anak tersebut, sementara si tua masih diliputi penyesalan yang teramat dalam. Beliaupun teringat kejadian 12 tahun yang lalu ketika kejadian itu menimpa dirinya. Dalam ingatannya terbayang pertengkaran yang teramat hebat dimana dua orang suami istri saling tuduh, saling serang dan emosipun tak dapat lagi dibendung sampailah pada keputusan yang paling pahit yaitu PERCERAIAN.
Masih membekas dalam ingatannya sang istripun kabur meninggalkan rumah dengan membawa buah hati kesayangannya. Tanpa terasa air matapun menetes karena diliputi rasa sesal yang dalam.

Inilah sekelumit kisah dari perjalanan hidup yang dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa perceraian selalu mempunyai dampak yang luar biasa bagi si anak maupun kedua orang tuanya.

Dari Ibnu Umar r.a dari Nabi Muhammad saw beliau bersabda :


" Perbuatan halal yang dimurkai Allah ialah talak"
Riwayat Abu Daud dan Hakim

Ayat Al-Quran dan Hadis di atas ini dengan jelas memberikan kita penjelasan bahwa perceraian merupakan suatu perkara yang paling dibenci oleh Allah swt. Agama Islam tidak menganjurkan umatnya bercerai berai, karena akan mengakibatkan implikasi yang negatif kepada pasangan itu sendiri, anak-anak, keluarga maupun masyarakat pada umumnya.

Amanah dan tanggungjawab ini hanya dapat dilaksanakan oleh kedua pasangan suami isteri dengan baik dan sempurna, jika keduanya menjadikan dasar ikatan atau perjanjian yang suci ini dengan bersumberkan iman dan taqwa kepada Allah swt. Selagi kedua pasangan ini menjadikan sumber pegangan mereka berpandukan dengan ajaran Islam, Insya Allah tujuan dan hakekat dari perkawinan yang didambakan akan abadi hingga ke akhir hayat mereka.

Dampak dari terjadinya perceraian sangatlah luar biasa, hal tersebut dapat mempengaruhi

 Emosi
Setiap pasangan yang mengalami perceraian pasti akan merasakan tekanan-tekanan perasaan berikut :
Jiwa terganggu
Marah
Sedih
Tidak bersemangat
Rasa bersalah
Terpencil
Rendah diri
Putus asa/kecewa
Kesepian

Beban perasaan ini pasti akan menimpa pasangan yang menghadapi perceraian - baik sebelum, semasa atau sesudah berpisah. Tekanan perasaan ini bukan hanya menganggu emosi dan jiwa individu tersebut, tetapi ia juga akan mewujudkan implikasi dan kesan yang negatif terhadap keluarga terdekat mereka.

 Pengaruh Terhadap Anak
Dalam perceraian, anak-anak menjadi korban terutama jiwa dan perasaan mereka. Mereka kurang mendapat kasih sayang, perhatian dan bimbingan dari ibu bapa mereka.
Inilah hal-hal yang akan dihadapi oleh anak-anak :
Kehilangan kasih sayang dari ibu dan bapa
Kadangkala terpaksa berpisah dari kakak beradik
Rasa bersalah, malu, tidak selamat, hilang rasa kepercayaan diri
Mengalami tekanan jiwa dan perasaan
Perasaan terganggu dan bingung
Hilang semangat belajar
Akan menunjukkan tabiat dan sikap yang negatif

Perkara-perkara di atas jika dibiarkan akan tumbuh dan berkembang dalam diri anak-anak , maka akan mengakibatkan hal negatif sepanjang hayat mereka. Pasangan yang ingin berpisah perlu mempertimbangkan kembali dampak negatif yang akan terjadi pada anak-anak mereka.

Yang harus diingat oleh pasangan -pasangan yang akan bercerai :
  1. Perceraian tidak memutuskan ikatan anak dan ibu bapa, hanya hubungan perkawinan suami-isteri saja yang terputus. Anak-anak tidak harus dilibatkan di dalam konflik antara ibu dan bapa.
  2. Anak-anak perlu bantuan dan sokongan ibu bapa agar dapat mengendalikan segala perubahan yang mereka alami setelah ibu bapa bercerai.
  3. Anak -anak juga mempunyai perasaan yang sensitif. Bila kehilangan sesuatu, pastinya perasaan bimbang, geram dan marah timbul. Mereka memerlukan banyak perhatian, sokongan dan bantuan.
  4. Anak-anak memerlukan kasih sayang dari kedua orang tuanya, perasaan negatif yang wujud di antara pasangan tidak harus ditanamkan dalam jiwa anak-anak.
 Sosial
Jika terjadi perpisahan, kehidupan sosial seseorang itu juga mengalami kepincangan. Berbagai permasalahan yang berhubung dengan pergaulan dan interaksi sesama manusia akan mengakibatkan kesan-kesan yang negatif dalam kehidupan mereka. Sebagai contoh:
  • Pasangan akan dipandang sinis oleh masyarakat dengan predikat yang mereka miliki (janda/duda).
  • Berbagai pertanyaan dan persoalan yang akan dihadapi dari kerabatnya.
  • Suami dan isteri akan kehilangan keluarga, saudara dan kawan dari pasangan masing-masing.
  • Pasangan terpaksa mendapatkan bantuan dan pertolongan dari keluarga dan saudara-mara dalam hal penjagaan anak-anak.
  • Jiwa akan lebih tertekan jika selama ini pasangan hanya bergantung di antara satu sama lain dalam hal-hal seharian.
  • Pasangan kadang-kadang terpaksa mendapatkan bantuan kebijaksanaan dari badan-badan tertentu.
Implikasi-implikasi di atas ini merupakan sebagian kecil dari hal-hal yang akan menimpa pasangan-pasangan yang telah membuat keputusan untuk berpisah. Walaupun pada hakikatnya ada pasangan yang terpaksa membuat keputusan yang menyedhkan ini; disebabkan pasangannya tidak bertanggungjawab atau telah lama mengabaikan kewajipannya sebagai seorang suami atau isteri. Perceraian, walau bagaimanapun, bukanlah jalan keluar yang dapat memecahkan segala permasalahan yang dihadapinya.

Cerita tersebut dilhami oleh seorang pengamen jalanan













Tidak ada komentar:

Posting Komentar