Hiperbilirubinemia (Kuning) Pasca lahir
Kuning Normal Penyebabnya ?
Secara fisiologis, tubuh seseorang memproduksi sel darah merah, dan
“membuang†atau memecah sel darah merah yang sudah tua, secara
kontinyu. Produk buangan dari proses pemecahan itu disebut bilirubin
indirek yang tidak larut dalam air. Saat bayi masih di dalam rahim,
bilirubin indirek ini akan dibuang oleh plasenta dan diproses di organ
hati ibu menjadi bilirubin direk (larut dalam air), untuk kemudian
dibuang melalui urin dan tinja ibu. Semua proses ini alamiah dan hampir
dialami oleh semua bayi.
Segera setelah lahir,
bayi harus memecah sendiri bilirubin indirek di organ hatinya. Namun,
karena fungsi organ hati bayi belum matang, proses itu jadi lambat.
Akibatnya bilirubin indirek akan menumpuk di dalam darah dan jaringan
tubuh. Kondisi ini menyebabkan kulit, mata dan selaput lendir bayi
tampak kuning.
Ciri-cirinya ?
- Timbul di tubuh bayi sesudah 2 x 24 jam
- Derajat bilirubin sekitar 10 mg%
- Pada bayi yang mendapat susu formula, ia mejadi kuning dan mencapai puncaknya, yakni sekitar 6-8 mg%, pada hari ke 3
- Pada bayi yang mendapat ASI, kadar bilirubin puncak dapat mencapai 7-14 mg%. Peningkatan kadar ini masih diaggap normal.
- Bayi tetap aktif menangis dan kuat menyusui
- Urin bayi tidak berwarna kuning tua atau coklat
Bisa hilang ?
Tentu, bila fungsi organ bayi sudah matang. Saat itu, hati mampu
mengubah bilirubin direk, sekaligus membuangnya. Karena itu, bayi kuning
fisiologis akan terlihat kuning di hari ke-2 dan mencapai puncaknya di
hari ke-3. pada hari ke-4, kadar bilirubin akan turun secara
pelan-pelan. Normalnya, kuning itu akan hilang di hari ke-7.
Kapan perlu fototerapi?
Bila kadar bilirubin tidak terIalu tinggi, dia tidak perlu diterapi
sinar biru (fototerapi). Sebaliknya, bila kadarnya cukup tinggi (lebih
dari 10 mg%), maka terapi ini perlu dilakukan.
Bagaimana proses fototerapi?
Bilirubin akan menyerap sinar dengan panjang gelombang 450Â 460
nanometer. Sinar (yang terutama terdapat pada sinar biru) ini akan
mengubah sifat dan bentuk bilirubin, dari yang bersifat indirek menjadi
direk. Perubahan ini akan membuat bilirubin mudah dikeluarkan melalui
saluran cerna dan ginjal dalam bentuk tinja dan urin.
Adakah cara lain?
Berikan ASI sesering mungkin agar proses transportasi bilirubin ke sel
hati menjadi lancar. Selain itu, bila sudah di rumah, jemur bayi sekitar
15Â 30 menit pada pukul 07.00 - 09.00.
Penyebabnya?
Bisa karena perbedaan golongan darah, kekurangan enzim GPO, infeksi
besar (sepsis), Hb darah tinggi (polisitemia), sumbatan sistem empedu,
gangguan metabolik atau endokrin, faktor ras, dan kelainan genetik. Bisa
juga karena usia ibu lanjut, ibu dengan diabetes atau tekanan darah
tinggi, ibu kekurangan zat seng, obat obatan tertentu, proses
persalinan dengan menggunakan alat, bayi prematur, atau pemotongan tali
pusat yang terlambat.
- Kuning terjadi pada usia sebelum 24 jam pertama setelah lahir.
- Melalui pemeriksaan laboratorium, peningkatan kadar bilirubin terjadi sangat cepat, melebihi 5 mg% per hari.
- Warna urin kuning tua atau cokelat.
Ya, karena kadar bilirubin yang tinggi dapat menyebabkan keracunan pada
otak, yang akhirnya dapat menyebabkan retardasi mental atau palsi
serebral.
- Dilakukan terapi sinar biru.
- Transfusi tukar, yaitu menukar darah bayi dengan darah golongan 0 dengan kadar anti A dan anti B yang rendah (sebelumnya dilakukan uji silang antara pendonor dan penerima). Tapi, hal ini dilakukan bila kadar bilirubin bayi sudah tinggi alias sudah berbahaya.
Dr. Nency Evita, M. Kes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar