Minggu, 21 November 2010

Suatu Hari Dalam Pendakian


Suatu hari datanglah tiga orang pendaki gunung menghampiri salah satu rumah penduduk di lereng gunung. Setelah pintu diketuk keluarlah seorang kakek yang konon katanya si kakek adalah kuncen gunung tersebut. Dari postur tubuh yang masih terlihat kekar dan kuat, tak dapat dipungkiri kalau kakek ini setiap hari selalu naik turun gunung karena memang itulah pekerjaannya. Melihat kedatangan ketiga orang pendaki tersebut, si kakek dengan ramahnya mempersilahkan masuk.Tak terasa mereka sudah terlibat dalam obrolan yang mulai serius, pada intinya si kakek banyak memberikan petuah mengenai lika liku pendakian menuju puncak. Abah...demikian panggilan penduduk terhadap si kakek, karena kebaikannyalah akhirnya ketiga orang pemuda tersebut bermalam di rumahnya.


Keesokkan harinya, dengan tergesa gesa ketiga orang pendaki bergegas ingin melanjutkan pendakian karena diperkirakan siang hari akan sampai pada puncak. Tiba tiba si Abah mengeluarkan tiga buah botol plastik kosong yang kemudian dibagikan pada masing masing pendaki. " Isilah botol botol ini agar kemudian bisa dijadikan pelepas dahaga."  demikian ujar si Abah sambil mempersilahkan mengambil air untuk dimasukkan ke dalam botol tersebut. Si A hanya mengisi setengah dari botol plastiknya, sementara si B diisinya sampai penuh dan si C berkata dengan lantangnya " Bah....tolong saya beri satu botol plastik lagi, agar kelak saya tidak kekurangan air dalam perjalanan karena kebetulan kebutuhan minum saya lebih banyak dari teman-teman saya!" demikian ujar si C sambil terus menerus mengisi kedua botolnya.




Dalam setengah perjalanan si A masih terlihat segar dan bersemangat demikian juga dengan si B, berbeda dengan si C dia sudah terlihat lelah dan pada akhirnya tak mau lagi melanjutkan perjalanannya ke puncak gunung. Akhirnya hanya A dan B yang melanjutkan perjalanannya  karena pendakian semakin lama semakin menanjak dan dirasakan beban di pundak tak terasa ringan lagi, saat itu juga si B memutuskan untuk meninggalkan tasnya yang penting aku dapat sampai ke tujuan begitu katanya. Akhirnya sampailah kedua orang tersebut sesuai dengan perkiraan. Rebahlah kedua orang tersebut melepaskan rasa lelah  dan kemudian dikeluarkannya botol yang hanya berisi air setengah segeralah ditenggaknya air tersebut oleh si A itupun hanya sebagian saja. Apa yang terjadi dengan si B dia hanya duduk termenung memikirkan tas yang berisi air minum yang dia tinggalkan pada sepertiga perjalanan. Tanpa berfikir panjang diberikannya seperempat bagian lagi kepada si B sambil tergesa gesa diminumnya air pemberian dari A tadi.



Dalam keadaan penat yang luar biasa, tampaklah samar-samar bayangan Abah dan temannya menghampiri A dan B tadi. Setelah melepaskan lelah bertanyalah si Abah pada ketiga pendaki tersebut " Apa alasan kalian dengan botol botol yang kalian isi tadi?" Si A menjawab " Saya hanya mengisi sebagian dari botol tersebut karena kebutuhan saya untuk minum sudah cukup terpenuhi dan setengah botol bagian yang kosong adalah tuhan yang akan memberinya." sedang si B mangatakan " Saya mengisi sampai penuh karena dari pada kosong lebih baik saya penuhi." dan C pun ta mau ketinggalan " Saya mengisi dua botol dengan air sampai penuh karena kebutuhan saya sangat banyak dan saya takut kekurangan." Demikian masing masing beralasan. " Lantas yang mana yang kalian bisa nikmati?" Dengan rasa malu B dan C pun menjawab secara bersamaan bahwa kepunyaan A yang dapat diminum. Berdirilah Abah sambil menarik tangan A menuju sebuah pohon dan ditebangnya pohon tersebut betapa kagetnya si A karena begitu melimpah air yang keluar dari balik akar pohon tersebut. Air itu begitu jernih dan terus memancar hingga akhirnya berlarilah si A memanggil teman-temannya dan bersama sama menikmati kesegaran air pemberian sang Illahi.



Demikianlah sekelumit tentang ilusi kehidupan dimana manusia cenderung menumpuk harta dan selalu merasa kurang sehingga pada akhirnya ludes semuanya. Sedangkan harta yang dijalankan di jalan Allah dengan mendermakan sebagian dari yang ada di jalan Allah maka Allah akan menambahnya dengan berlipat ganda.
Itulah pelajaran yang dapat kita petik dari perjalanan ini karena sesungguhnya harta, jiwa dan ragamu sepenuhnya milik Allah, yang sewaktu waktu bisa ditarik kembali. Kerakusan yang pada saat ini ditandai dengan korupsi akan berakhir pahit dan meringkuk di dalam sel.


 Ide cerita mengalir dikeheningan malam, di saat yang lain terlelap.......
Anonim
Harta tidak membuat orang menjadi kaya, melainkan menjadi tambah sibuk karena takut hartanya berkurang.
Anonim
Adab adalah harta kekayaan dan menggunakan-nya adalah kesempurnaan di dunia.
Anonim
Seorang yang menguasai dirinya sendiri akan segera menguasai orang lain. Ilmu pengetahuan adalah harta karun tetapi latihan adalah kunci pembukanya. Dengan semua ilmu pengetahuan yang anda punya, ketahuilah  apa sesungguhnya diri anda.








1 komentar:

Indah Nurin Ramadhany mengatakan...

Menurut saya sih menarik banget.....idenyapun timbul setelah berinteraksi dengan tuhan, semoga banyak manfaat yang dapat dipetik dari cerita ini. Selamat membaca.....

Posting Komentar