Seorang muslim ketika makan dan minum bertujuan untuk memelihara kesehatan badannya agar bisa melak-sanakan ibadah kepada Allah Ta'ala. Dengan ibadah tersebut dia
akan mendapatkan kemuliaan dan kesenangan di akhirat. Karenanya seorang
muslim tidak seharusnya makan dan minum semata karena hawa nafsu.
Orang muslim menghadapi hidangan dengan rasa syukur dan taqwa, lalu makan dan
minum sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu
alaihi wasalam , yaitu sebagai berikut:
A. Adab sebelum makan
Makan dan minum dari yang halal dan baik, menghindarkan dari yang haram
dan meragukan. Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, makanlah
olehmu dari (sesuatu) yang baik yang Kami anugerahkan padamu."
(Al-Baqarah: 172).
* Makan dan minum dengan niat untuk
menguatkan diri dalam beribadah kepada Allah, agar mendapatkan pahala
atas apa yang dimakan dan diminumnya. Karena, sesuatu yang mubah apabila
diniati baik maka akan menjadi sebuah ketaatan yang menghasilkan pahala
bagi seorang muslim.
* Mencuci tangan sebelum makan apabila ada kotoran di tangannya atau masih belum yakin dengan kebesihan tangannya.
*
Meletakkan makanan di atas sufrah (alas) tempat makanan dan ditelakkan
di atas lantai atau tanah, tidak di atas meja makan. Ini lebih
mendekatkan kepada sikap merendahkan hati (tawadhu') di dalam menerima
nikmat Allah, sebagaimana Anas radhiallahu anhu menjelaskan: "Rasulullah
shallallahu alaihi wasalam tidak makan di atas meja dan tidak pula di
mangkok." (HR. Al-Bukhari).
* Duduk dengan sopan, sebagaimana
sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasalam : "Aku tidak makan dengan
bertelekan/bersandar, sesungguhnya aku seorang hamba, aku makan
sebagaimana seorang hamba makan dan aku duduk sebagaimana seorang hamba
duduk." (HR. Al-Bukhari).
* Meridhai makanan yang ada, tidak
mencaci dan mencela makanan. Apabila menyukainya dimakan, dan apabila
tidak ditinggalkan. Abu Hurairah radhiallahu anhu menjelaskan:
"Rasulullah shallallahu alaihi wasalam tidak pernah mencela makanan,
apabila beliau menyukainya ingin beliau memakannya, jika tidak suka ,
beliau meninggalkannya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
* Makan
bersama-sama, dengan tamu atau dengan isteri dan anaknya, atau dengan
pembantunya. Dalam sebuah riwayat: "Berkumpullan kamu sekalian dalam
makananmu, niscaya diberkahi kamu sekalian di dalamnya." (Abu Daud dan
At-Tirmidzi, dengan sa-nad hasan karena banyak syahid-nya.)
B. Adab di saat bersantap
*
Memulai makan atau minum dengan mengucapkan basmalah, sesuai sabda
Rasulullah shallallahu alaihi wasalam : "Apabila salah satu di antara
kamu akan makan, maka sebutlah nama Allah Ta'ala. Apabila ia lupa
menyebut nama Allah Ta'ala (di permulaannya), maka sebutlah nama Allah
dengan meng-ucapkan, 'Bismillahi awwalahu wa akhirahu'." (HR. Abu Daud
dan At-Tirmidzi, ia katakan hasan shahih).
* Mengakhiri makan
dengan meng-ucapkan alhamdulillah, sebagaimana Rasulullah shallallahu
alaihi wasalam mengajarkannya: "Barangsiapa yang selesai makan
mengucapkan, 'Alhamdulillah (segala puji bagi Allah) yang telah memberi
makan kepadaku, dan telah memberiku rizki dengan tanpa adanya kemampuan
dan kekuatan dariku', maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR.
At-Tirmidzi, ia katakan hasan shahih).
Atau membaca doa-doa lain yang pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasalam dalam sunnah-sunnahnya yang shahih.
*
Makan dengan tiga jari tangan kanannya, mengecilkan suapan, dan memakan
yang paling dekat dengannya, tidak dari tengah piring, sebagaimnana
sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasalam kepada Amr bin Salamah:
"Hai
bocah, sebutlah nama Allah, dan makanlah dengan tangan kananmu dan
makanlah apa yang di dekatmu." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dalam
riwayat lain Rasulllah shallallahu alaihi wasalam bersabda: "Berkah itu
turun di tengah makanan, maka makanlah kamu sekalian dari pinggirnya dan
janganlah kalian makan dari tengahnya." (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi,
ia katakan hasan shahih).
Termasuk sunnah Rasul shallallahu
alaihi wasalam , yaitu makan dengan jari, bila memungkinkan makanan itu
dimakan dengan tiga jari, apabila tidak mungkin karena termasuk makanan
yang berair boleh dimakan dengan mamakai sendok.
* Apabila
makanan yang ia makan terjatuh, sebaiknya diambil dan dibersihkan dari
kotoran, lalu dimakan setelah bersih. Rasulullah shallallahu alaihi
wasalam bersabda: "Apabila sepotong makananmu jatuh, maka ambillah dan
bersihkanlah apabila ada bagian yang kotor, kemudian makanlah (setelah
bersih), jangan membiarkan makanan itu diambil oleh syaitan." (HR.
Muslim).
* Mengunyah dengan baik dan menjilat jari tangannya
dari bekas makanan. Telah bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasalam
, dari Ka'ab radhiallahu anhu , ia berkata: "Aku melihat Rasulullah
shallallahu alaihi wasalam makan dengan menggunakan tiga jari dan
tatkala selesai beliau menjilat ketiga jarinya itu."(HR. Muslim).
*
Menghindari makan terlalu kenyang, sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu alaihi wasalam : "Tidaklah anak Adam memenuhi suatu bejana
yang lebih buruk daripada memenuhi perutnya. Cukuplah bagi anak Adam
dengan beberapa suap untuk menopang punggungnya. Apabila tidak bisa,
maka sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk
bernafas." (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa'i, hasan shahih).
*
Tidak meniup/bernafas di dalam makanan yang panas, tidak memakannya
kecuali makanan itu telah dingin, dan tidak bernafas di dalam tempat
minum, namun bernafas di luarnya tiga kali. Anas menjelaskan,
"bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bernafas tiga kali di
saat beliau minum". Dalam riwayat lain dijelaskan, dari Ibnu Abbas
radhiallahu anhuma , ia berkata: "Bahwasanya Rasulullah melarang
bernafas di dalam tempat minum atau meniup di dalamnya." (HR.
At-Tirmidzi dan Al-Bukhari dengan lafazh lain).
* Tidak minum
dengan sekaligus habis. Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma , Rasulullah
shallallahu alaihi wasalam bersabda: "Kalian jangan minum (segelas
dihabiskan) sekaligus seperti unta, tetapi minumlah dua atau tiga kali,
dan sebelumnya hendaklah membaca basmalah, kemudian sesudahnya membaca
alhamdulillah." (HR. At-Tirmidzi dan ia katakan, hasan shahih).
*
Tidak minum langsung dari mulut teko/poci (makruh hukumnya). Dari Abu
Hurairah radiallahuanhu, ia berkata: "Rasulullah melarang seseorang
minum dari mulut tempat minuman atau teko." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
* Itulah di antara adab-adab makan dan minum yang bisa kita
laksanakan sebagai wujud dari kecintaan kita kepada sunnah Rasulullah
shallallahu alaihi wasalam .
Sumber: Kitab Minhajul Muslim dan Riyadhus Shalihin. (Miftahur Rohman/alsofwah).
Jumat, 31 Desember 2010
Adap Makan dan minum
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar