Senin, 06 Desember 2010

Ijinkan Aku Menjadi Wanita Sholehah


Ketika  merangkak.......
aku harus tahu arah tujuanmu
Ketika berdiri........
tak sanggup kau menatapnya
Ketika tersungkur..........
akan kau dapati telaga indah disana
Ketika benar terjatuh.........
aku sanggup menjadi lentera penerang dalam kegelapan
Ijinkan aku.......menerima pahala syurgamu......







Ijinkan aku menjadi bidadari dunia yaitu para wanita shalihah yang memurnikan ibadah hanya untuk-Nya semata, yang hatinya selalu takut dan terikat dengan rabb-Nya, yang mentaati-Nya dalam keadaan sendirian ataupun dihadapan banyak manusia. Sosok yang merindukan keridhaan Allah dan rasul-Nya.
Selalu terbayang dalam pelupuk mataku surga yang dijanjikan Allah menantiku dari pintu manapun yang aku suka, aku bisa memasukinya. Ingin rasanya hati ini  selalu menimbang dengan timbangan akhirat sehingga segala urusan dunia yang bertentangan dengan syariat Allah dan Rasul-Nya akan mudah ku singkirkan dan ku tinggalkan.

Aku tak ingin resah dan gundah dan merasa kecewa karena melihat sulitnya jalan untuk meraih Syurgamu.
Walaupun aku diberikan kesempatan untuk mencari kesibukkan di Dunia dengan mengamalkan ilmu yang aku dapat, tapi aku tak ingin mengorbankan keluarga dan anak-anakku.
Aku  hendak berkhidmat dengan sesuatu yang mulia, yaitu sesuatu yang memang menjadi tanggung jawabku. karena disitulah aku ingin mencari surgamu.







Jalan itu akan mudah dituju apabila aku memohon pertolongan-Nya dalam setiap desah nafasku. Sehingga segala tindak tandukku selalu dalam bimbingan-Nya.Aku ingin mencapai predikat wanita shalihah (bidadari dunia) semua adalah karena dari Rabbmu semata, ku bersyukur atas nikmat ini dan jangan biarkan  sekali-kali menjadi takabur.


Ingatlah selalu firmannya:
Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan pertolongan Allah”  (huud:88).












Semoga Allah memberikan berkah pada kita semua wanita-wanita muslimah diatas muka bumi ini yang bercita-cita ingin menjadi bidadari-bidadari diatas dunia ini dan tentu saja diakhirat nanti, Insya Allah.

Aku ingin menjadi  istri yang senantiasa mematuhi suami, kemudian senantiasa menjadi penyejuk mata bagi suami, menjaga lisan dari menyebarkan rahasia suami, lalu menjaga harta dan anak-anak suami ketika ia pergi? Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak ada perkara yang lebih bagus bagi seorang mukmin setelah bertakwa kepada Allah daripada istri yang shalihah, bila ia menyuruhnya maka ia menaatinya, bila memandangnya membuat hati senang, bila bersumpah (agar istrinya melakukan sesuatu), maka ia melakukannya dengan baik, dan bila ia pergi maka ia dengan tulus menjaga diri dan hartanya.” (HR. Ibnu Majah)


Betapa bahagianya aku karena aku berada di tempat ini....yaitu diperkenankan menjadi wanita Muslimah.
Karena Wanita muslimah benar-benar diperhatikan di balik peran mereka inilah lahir pahlawan dan pemimpin agung yang mengisi dunia dengan hikmah dan keadilan. Wanita begitu dijunjung dan dihargai perannya baik ketika menjadi seorang anak, ibu, istri, kerabat, atau bahkan orang lain.

Saat menjadi anak, kelahiran anak wanita merupakan sebuah kenikmatan agung, Islam memerintahkan untuk mendidiknya dan akan memberikan balasan yang besar sebagaimana dalam hadits riwayat `Uqbah bin ‘Amir bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,
“Barangsiapa yang mempunyai tiga orang anak wanita lalu bersabar menghadapi mereka dan memberi mereka pakaian dari hasil usahanya maka mereka akan menjadi penolong baginya dari neraka.” (HR. Ibnu Majah: 3669, Bukhori dalam “Adabul Mufrod”: 76, dan Ahmad: 4/154 dengan sanad shahih, lihat “Ash-Shahihah: 294).
Ketika menjadi seorang ibu, seorang anak diwajibkan untuk berbakti kepadanya, berbuat baik kepadanya, dan dilarang menyakitinya. Bahkan perintah berbuat baik kepada ibu disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebanyak tiga kali baru kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan perintah untuk berbuat baik kepada ayah. Dari Abu Hurairah berkata,
“Datang seseorang kepada Rasulullah lalu bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak untuk menerima perbuatan baik dari saya?’ Rasulullah menjawab, ‘Ibumu,’ dia bertanya lagi, ‘Lalu siapa?’ Rasulullah menjawab, ‘Ibumu,’ dia bertanya lagi, ‘Lalu siapa?’ Rasulullah kembali menjawab, ‘Ibumu,’ lalu dia bertanya lagi, ‘Lalu siapa?’ Rasulullah menjawab, ‘Bapakmu.’” (HR. Bukhori: 5971, Muslim: 2548)

Begitu pun ketika menjadi seorang istri, Islam begitu memperhatikan hak-hak wanita sebagaimana disebutkan dalam surat An-Nisa’ ayat-19 yang artinya:
“…Dan pergaulilah mereka (para istri) dengan cara yang baik…”

Dan saat wanita menjadi kerabat atau orang lain pun Islam tetap memerintahkan untuk mengagungkan dan menghormatinyaJadikanlah Al-Qur`an dan Sunnah dengan pemahaman para shahabat sebagai petunjuk bagi kita. Sungguh kita berlindung kepada Allah dari butanya hati dan akal dari kebenaran. Wallahul musta’an.

Untuk itulah ya Allah....Perkenankan hamba....Ijinkan hamba untuk menjadi Wanita Solehah yang kelak dapat mengisi Syurgamu.
Lunakkan hati hamba, Terangilah pikiran hamba, dan berilah petunjukmu ya Allah agar hamba mampu menjalankan semua amanatmu.....Aaamiin. 


disadur dari :
Buku “Emansipasi Wanita” karya Syaikh Shalih bin ‘Abdullah bin Humaid
Buku “Wanita-wanita Teladan Di Masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam” karya Mahmud Mahdi Al-Istanbuli dan Musthafa Abu An-Nashr Asy-Syalabi.










1 komentar:

Indah Nurin Ramadhany mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar