Mimisan (epistaksis) adalah keadaan pecahnya pembuluh darah halus
(kapiler) di rongga hidung. Beberapa hal yang dapat menyebabkan
epistaksis amat bervariasi, mulai dari yang ringan sampai kondisi yang
berat. Epistaksis yang terjadi berulang dapat disebabkan oleh
meningkatnya fragilitas/kerapuhan pembuluh darah halus (kapiler) dan
kemudian pecah saat terjadi pelebaran kapiler tersebut.
Pelebaran tersebut dapat terjadi pada kondisi demam, rangsangan/trauma fisik pada lubang hidung seperti sering dikorek-korek, udara yang kering, kelelahan fisik, dan sebagainya. Faktor keturunan bisa menjadi petunjuk bahwa kondisi sering berulangnya epistaksis adalah karena faktor kerapuhan kapiler yang mudah pecah.
Penyebab lain yang lebih berat diantaranya adalah kelainan hematologi/darah seperti lekemia, gangguan faktor pembekuan dan sebagainya. Pemeriksaan fisis yang lebih teliti dan pemeriksaan laboratorium penunjang yang diperlukan dapat memperjelas diagnosis pasti pada si kecil.
Pelebaran tersebut dapat terjadi pada kondisi demam, rangsangan/trauma fisik pada lubang hidung seperti sering dikorek-korek, udara yang kering, kelelahan fisik, dan sebagainya. Faktor keturunan bisa menjadi petunjuk bahwa kondisi sering berulangnya epistaksis adalah karena faktor kerapuhan kapiler yang mudah pecah.
Penyebab lain yang lebih berat diantaranya adalah kelainan hematologi/darah seperti lekemia, gangguan faktor pembekuan dan sebagainya. Pemeriksaan fisis yang lebih teliti dan pemeriksaan laboratorium penunjang yang diperlukan dapat memperjelas diagnosis pasti pada si kecil.
Mimisan Bisa Jadi Gejala Penyakit
Menurut dr. Kishore R.J., SpA dari RSIA Hermina
Podomoro, mimisan atau epitaksis adalah adanya perdarahan pada hidung.
Biasanya, kalau tidak ada penyakit lain, mimisan hanya merupakan
kelainan pada pembuluh darah di hidung. Dengan demikian, mimisan lebih
karena faktor genetik, "Mungkin sejak lahir anak memang sudah sensitif,"
ujar Kishore. Untuk diketahui, mimisan biasanya terjadi sejak anak
berusia 2 tahun. "Tapi yang paling sering, mulai muncul saat anak
berusia 4 sampai 5 tahun."
Mimisan karena kelainan bawaan biasanya akan hilang sendiri saat usia anak bertambah besar. Biasanya di usia 10 atau 12 tahun, kebiasaan mimisan tersebut akan menghilang. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya mimisan adalah jika terjadi perubahan suhu. Misalnya, dari udara panas ke udara dingin, pembuluh darah hidung akan melebar, sedangkan pada keadaan pansa, pembuluh darah mengecil. Nah, karena terjadi perubahan suhu secara tiba-tiba, akhirnya pembuluh darah tersebut pecah.
Demam berdarah bisa menimbulkan perdarahan dimana saja, salah satunya di hidung," lanjut Kishore. Jadi, lanjutnya, saat anak mimisan orang tua harus memperhatikan betul kejadian, "minimal dievaluasi, apa betul hanya karena perubahan cuaca atau karena ada penyakit lain. Sebab, bisa jadi, penyakitnya adalah penyakit berbahaya." Tentu saja, untuk mendiagnosanya Anda harus membawa si kecil ke dokter.
Perlu diperhatikan, jika mimisan sering berulang pada anak Anda dan disertai demam. "Bila sering terjadi, mungkin enggak apa-apa, tapi mungkin juga ada sesuatu. Kadang-kadang yang membuat orang tua sering kecolongan mengganggap hal itu sepele karena sudah biasa terjadi pada anaknya. 'Ah, biasa, kalau panas ia pasti mimisan, kok.'
Tapi pada keadaan tertentu, bisa saja ternyata itu merupakan gejala penyakit lain. Biasanya, mimisan, karena penyakit tertentu tidak berhenti-henti."Bila mimisan akibat faktor genetik, biasanya akan cepat berhenti. Nah, bila mimisannya tidak berhenti-henti sebaiknya curiga," lanjut Kishore.
Kemungkinan berikutnya mimisan karena leukemia atau anemia aplastik. "Ini akibat adanya gangguan pembekuan darah," lanjut Kishore. Memang, aku Kishore, agak susah membedakan antara mana yang mimisan karena faktor genetik dan mana mimisan karena penyakit tertentu tadi. "Yang jelas, jika anak mengalami mimisan pertama, sebaiknya langsung dikonsultasikan ke dokter. Jika mimisan terjadi tanpa disertai demam dan sering berulang tanpa ada gangguan lain, maka biasanya ini karena faktor genetik," kata Kishore.
Tapi orang tua perlu waspada bila anak memang sering berdarah, tidak saja dihidung tetapi juga dibagian-bagian tubuh lain. Hal itu berarti ada kelainan darah pada diri si anak. Misalnya, kaki atau tangannya terbentur biru setelah terbentur. Mungkin ini merupakan indikasi adanya kelainan pembekuan darah. "Hal ini bisa terjadi karena kelainan pembekuannya sendiri, yaitu karena anemia aplastik, maupun leukemia. Ini yang memerlukan pengobatan tersendiri."
Dulu orang tua sering menggunakan daun sirih untuk mengatasi perdarahan. "Prinsipnya sama, hanya untuk menekan perdarahan. Bila ini tidak menolong, dolter biasanya memberikan tampon yang diberikan obat supaya pembuluh darahnya mengecil dan menutup." Tapi, cara ini tidak banyak membantu jika mimisan terjadi akibat adanya penyakit tertentu. "Ya, penyakit dasarnya yang harus segera diobati," tegas Kishore.
Selain itu, yang juga harus diperhatikan adalah jangan sampai darah mimisan tersedot ke saluran pernafasan. "Kalau tersedot dan tertelan ke saluran pencernaan, sih, tidak berbahaya. Paling keluar dalam bentuk faces (buang air besar) berwarna hitam," ujar Kishore. "Karena asam lambung, maka darah yang tertelan akan berwarna hitam kala keluar." Yang berbahaya justru kalau darah tersedak ke saluran nafas. Sebab bisa menutup saluran nafas. "Tapi kejadian seperti ini memang jarang terjadi, kecuali anak dalam posisi tidur."
Dalam posisi duduk atau berdiri, darah yang keluar akan turun ke bawah. "Dalam posisi tidur pun kadang-kadang akan turun ke bawah, bukan ke tenggorokan," lanjut Kishore. Dalam keadaan sadar, kalau ada benda asing masuk ke tenggorokan, akan otomatis dikeluarkan atau ditelan ke saluran pencernaan, tidak akan masuk ke saluran nafas.
"Yang berbahaya adalah jika anak dalam keadaan tidur terlentang terjadi perdarahan besar. Kemungkinan bisa menutup saluran nafas."
Mimisan tak Selalu Ringan
Pada anak-anak mimisan termasuk hal yang umum terjadi, meski tak urung kadang membuat orangtua bingung, bahkan panik. Memang perlu waspada terutama jika mimisan sulit dihentikan. Mungkin itu bukan merupakan gejala kondisi ringan, misalnya gangguan pembekuan darah.
Mimisan karena kelainan bawaan biasanya akan hilang sendiri saat usia anak bertambah besar. Biasanya di usia 10 atau 12 tahun, kebiasaan mimisan tersebut akan menghilang. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya mimisan adalah jika terjadi perubahan suhu. Misalnya, dari udara panas ke udara dingin, pembuluh darah hidung akan melebar, sedangkan pada keadaan pansa, pembuluh darah mengecil. Nah, karena terjadi perubahan suhu secara tiba-tiba, akhirnya pembuluh darah tersebut pecah.
Penyakit lain
Mimisan
juga bisa disebabkan karena penyakit-penyakit lain. "Ini yang harus
diwaspadai dan diawasi," tegas Kishore. Beberapa penyakit yang disertai
mimisan antara lain demam berdarah. Hati-hati jika anak mimisan pertama
disertai dengan demam, karena ini bisa merupakan gejala demam berdarah.Demam berdarah bisa menimbulkan perdarahan dimana saja, salah satunya di hidung," lanjut Kishore. Jadi, lanjutnya, saat anak mimisan orang tua harus memperhatikan betul kejadian, "minimal dievaluasi, apa betul hanya karena perubahan cuaca atau karena ada penyakit lain. Sebab, bisa jadi, penyakitnya adalah penyakit berbahaya." Tentu saja, untuk mendiagnosanya Anda harus membawa si kecil ke dokter.
Perlu diperhatikan, jika mimisan sering berulang pada anak Anda dan disertai demam. "Bila sering terjadi, mungkin enggak apa-apa, tapi mungkin juga ada sesuatu. Kadang-kadang yang membuat orang tua sering kecolongan mengganggap hal itu sepele karena sudah biasa terjadi pada anaknya. 'Ah, biasa, kalau panas ia pasti mimisan, kok.'
Tapi pada keadaan tertentu, bisa saja ternyata itu merupakan gejala penyakit lain. Biasanya, mimisan, karena penyakit tertentu tidak berhenti-henti."Bila mimisan akibat faktor genetik, biasanya akan cepat berhenti. Nah, bila mimisannya tidak berhenti-henti sebaiknya curiga," lanjut Kishore.
Bisa karena Leukemia
Bila
disebabkan karena penyakit tertentu biasanya mimisan akan berulang
terus. Dalam sehari bisa terjadi beberapa kali mimisan. "Tapi kalau
setiap kali anak demam selalu mimisan, misalnya, karena perubahan suhu,
mungkin saja tidak terlalu berbahaya," katanya.Kemungkinan berikutnya mimisan karena leukemia atau anemia aplastik. "Ini akibat adanya gangguan pembekuan darah," lanjut Kishore. Memang, aku Kishore, agak susah membedakan antara mana yang mimisan karena faktor genetik dan mana mimisan karena penyakit tertentu tadi. "Yang jelas, jika anak mengalami mimisan pertama, sebaiknya langsung dikonsultasikan ke dokter. Jika mimisan terjadi tanpa disertai demam dan sering berulang tanpa ada gangguan lain, maka biasanya ini karena faktor genetik," kata Kishore.
Tapi orang tua perlu waspada bila anak memang sering berdarah, tidak saja dihidung tetapi juga dibagian-bagian tubuh lain. Hal itu berarti ada kelainan darah pada diri si anak. Misalnya, kaki atau tangannya terbentur biru setelah terbentur. Mungkin ini merupakan indikasi adanya kelainan pembekuan darah. "Hal ini bisa terjadi karena kelainan pembekuannya sendiri, yaitu karena anemia aplastik, maupun leukemia. Ini yang memerlukan pengobatan tersendiri."
Pembuluh darah dibakar
Pada
mimisan karena kelainan bawaan, kadang-kadang dokter juga menganjurkan
agar pembuluh darah dibakar, meski tidak menjamin 100 persen
kesembuhan.Hal tersebut bisa dilakukan jika memang perdarahannya
menggangu sekali. Jadi pembuluh darahnya ditutup." Alternatif penanganan
lain adalah dengan ditampon. Caranya dengan memasukkan kapas ke lubang
hidung. Dulu orang tua sering menggunakan daun sirih untuk mengatasi perdarahan. "Prinsipnya sama, hanya untuk menekan perdarahan. Bila ini tidak menolong, dolter biasanya memberikan tampon yang diberikan obat supaya pembuluh darahnya mengecil dan menutup." Tapi, cara ini tidak banyak membantu jika mimisan terjadi akibat adanya penyakit tertentu. "Ya, penyakit dasarnya yang harus segera diobati," tegas Kishore.
Masuk ke saluran pernapasan
Nah,
langkah apa yang bisa dilakukan orang tua mencegah terjadinya mimisan
pada anak ? Pencegahan mimisan yang sering berulang karena faktor bawaan
adalah mengusahakan supaya tidak terjadi perubahan suhu mendadak.
Misalnya, anak pulang sekolah panas-panasan, kemudian dijemput mobil
ber-AC. Sesampainya di rumah main panas-panasan lagi, setelah itu masuk
lagi ke ruang ber-AC.Selain itu, yang juga harus diperhatikan adalah jangan sampai darah mimisan tersedot ke saluran pernafasan. "Kalau tersedot dan tertelan ke saluran pencernaan, sih, tidak berbahaya. Paling keluar dalam bentuk faces (buang air besar) berwarna hitam," ujar Kishore. "Karena asam lambung, maka darah yang tertelan akan berwarna hitam kala keluar." Yang berbahaya justru kalau darah tersedak ke saluran nafas. Sebab bisa menutup saluran nafas. "Tapi kejadian seperti ini memang jarang terjadi, kecuali anak dalam posisi tidur."
Dalam posisi duduk atau berdiri, darah yang keluar akan turun ke bawah. "Dalam posisi tidur pun kadang-kadang akan turun ke bawah, bukan ke tenggorokan," lanjut Kishore. Dalam keadaan sadar, kalau ada benda asing masuk ke tenggorokan, akan otomatis dikeluarkan atau ditelan ke saluran pencernaan, tidak akan masuk ke saluran nafas.
"Yang berbahaya adalah jika anak dalam keadaan tidur terlentang terjadi perdarahan besar. Kemungkinan bisa menutup saluran nafas."
Mimisan tak Selalu Ringan
Pada anak-anak mimisan termasuk hal yang umum terjadi, meski tak urung kadang membuat orangtua bingung, bahkan panik. Memang perlu waspada terutama jika mimisan sulit dihentikan. Mungkin itu bukan merupakan gejala kondisi ringan, misalnya gangguan pembekuan darah.
Mimisan,
dalam bahaya kedokteran disebut epistaksis, bukan penyakit, tapi gejala
suatu penyakit. "Mimisan merupakan gejala keluarnya darah dari hidung
yang dapat terjadi akibat kelainan lokal pada rongga hidung atau karena
kelainan yang terjadi di tempat lain dari tubuh. Kelainan lokal dapat
berupa trauma misalnya mengorek hidung, terjatuh, terpukul, benda asing
di hidung, dan iritasi gas yang merangsang," papar Dr. Tiara Aninditha,
Sp.S. Sebab lokal yang lain adalah infeksi hidung dan organ
sekitarnya, tumor jinak dan ganas, perubahan lingkungan yang mendadak,
misalnya perubahan tekanan atmosfer pada penerbang dan penyelam, benda
asing yang masuk ke hidung, dan penyebab yang belum diketahui.
Kelainan di bagian tubuh yang lain yang bisa menyebabkan mimisan, antara lain penyakit jantung dan pembuluh darah seperti hipertensi dan kelainan pembuluh darah, kelainan darah seperti turunnya kadar trombosit, gangguan pembekuan darah, serta leukemia.
"Infeksi di seluruh tubuh seperti demam berdarah, gangguan hormonal, dan kelainan bawaan juga bisa menyebabkan mimisan," ujar dokter spesialis saraf dari RS Ciptomangunkusumo ini.
Memang penyebab mimisan sangat banyak dan kompleks, baik yang ringan (tidak perlu penanganan lebih lanjut) maupun yang berat (harus mendapatkan penanganan khusus). Itu sebabnya perlu pemeriksaan yang cermat pada pasien mimisan agar tepat pengobatannya.
"Faktor keturunan dan perubahan cuaca dapat menyebabkan mimisan. Prinsipnya sama dengan infeksi, cuaca dingin atau hujan menyebabkan hidung anak mengalami flu serta pembuluh darah di hidung melebar dan tipis. Ketika anak menggosok hidungnya, pembuluh darah ini gampang sekali pecah," paparnya.
Sebagian besar mimisan pada anak tidak berbahaya. Selama anak terlihat sehat dan aktif, juga tidak disertai gejala lain seperti misan umumnya berkurang sesuai pertambahan usia. Semakin tambah usia, pembuluh darah dan selaput lendir di hidung makin kuat, sehingga tak mudah berdarah.
Meski mayoritas kasus mimisan tidak berbahaya, orangtua hendaknya waspada. Jika frekuensi mimisan cukup sering, tiap 1 atau 2 hari, ada risiko si kecil mengidap penyakit berbahaya.
Mimisan normal umumnya bersumber pada anterior (bagian depan rongga hidung). Mimisan yang disertai penyakit berbahaya bersumber dari bagian dalam hidung (posterior). Tak heran, darah yang keluar banyak dan sulit dihentikan.
Ditambahkan Dr. L.S. Handikin, Sp.THT, dari RS Pelni, bahaya atau tidaknya mimisan tergantung dari penyebabnya. Mimisan karena demam berdarah sangat berbahaya, itu pertanda stadium berat. Mimisan karena infeksi hidung, misalnya sinusitis, tidak terlalu berbahaya.
Pada keadaan kronis, yakni mimisan terlalu sering dan darah yang keluar banyak, dapat terjadi komplikasi cukup berat, antara lain anemia. Anemia jika berlangsung lama dan best akan mengakibatkan beban kerja jantung bertambah berat dan bisa membengkak. (GHS/Putri)
Kelainan di bagian tubuh yang lain yang bisa menyebabkan mimisan, antara lain penyakit jantung dan pembuluh darah seperti hipertensi dan kelainan pembuluh darah, kelainan darah seperti turunnya kadar trombosit, gangguan pembekuan darah, serta leukemia.
"Infeksi di seluruh tubuh seperti demam berdarah, gangguan hormonal, dan kelainan bawaan juga bisa menyebabkan mimisan," ujar dokter spesialis saraf dari RS Ciptomangunkusumo ini.
Memang penyebab mimisan sangat banyak dan kompleks, baik yang ringan (tidak perlu penanganan lebih lanjut) maupun yang berat (harus mendapatkan penanganan khusus). Itu sebabnya perlu pemeriksaan yang cermat pada pasien mimisan agar tepat pengobatannya.
Pembuluh darah tipis
Mimisan terjadi akibat pleksus kieselbach, pembuluh
darah di hidung bagian tengah, pecah. Anyaman jaringan pernbuluh darah
ini memang yang sangat halus dan tipis. Pada anak-anak, pembuluh ini
mudah berdarah terutama kalau ada infeksi di hidung. Infeksi membuat
pembuluh darah yang tipis ini melebar dan tersenggol sedikit saja akan
mudah pecah. ."Faktor keturunan dan perubahan cuaca dapat menyebabkan mimisan. Prinsipnya sama dengan infeksi, cuaca dingin atau hujan menyebabkan hidung anak mengalami flu serta pembuluh darah di hidung melebar dan tipis. Ketika anak menggosok hidungnya, pembuluh darah ini gampang sekali pecah," paparnya.
Sebagian besar mimisan pada anak tidak berbahaya. Selama anak terlihat sehat dan aktif, juga tidak disertai gejala lain seperti misan umumnya berkurang sesuai pertambahan usia. Semakin tambah usia, pembuluh darah dan selaput lendir di hidung makin kuat, sehingga tak mudah berdarah.
Meski mayoritas kasus mimisan tidak berbahaya, orangtua hendaknya waspada. Jika frekuensi mimisan cukup sering, tiap 1 atau 2 hari, ada risiko si kecil mengidap penyakit berbahaya.
Stadium berat
Penyakit
ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura), demam berdarah, leukemia,
talasemia mayor, atau hemofilia, kadar trombosit yang rendah bisa pula
menyebabkan perdarahan di hidung. Anak hemofilia bisa memiliki kadar
trombosit normal, tapi faktor pembekuan darahnya rendah, sehingga
penderita sering mengalami perdarahan.Mimisan normal umumnya bersumber pada anterior (bagian depan rongga hidung). Mimisan yang disertai penyakit berbahaya bersumber dari bagian dalam hidung (posterior). Tak heran, darah yang keluar banyak dan sulit dihentikan.
Ditambahkan Dr. L.S. Handikin, Sp.THT, dari RS Pelni, bahaya atau tidaknya mimisan tergantung dari penyebabnya. Mimisan karena demam berdarah sangat berbahaya, itu pertanda stadium berat. Mimisan karena infeksi hidung, misalnya sinusitis, tidak terlalu berbahaya.
Pada keadaan kronis, yakni mimisan terlalu sering dan darah yang keluar banyak, dapat terjadi komplikasi cukup berat, antara lain anemia. Anemia jika berlangsung lama dan best akan mengakibatkan beban kerja jantung bertambah berat dan bisa membengkak. (GHS/Putri)
Editor: Anna |
Sumber :Tabloid Gaya Hidup Sehat
Pertolongan Pertama Saat Anak Mimisan
Segera atasi anak mimisan karena jika dibiarkan terlalu lama bisa berbahaya.
Perdarahan hidung atau mimisan biasanya terjadi ketika pembuluh darah di hidung pecah, bisa karena benturan, akibat bersin, mengorek hidung, dan lain-lain. Penyakit infeksi seperti flu membuat pembuluh darah di hidung lebih rapuh. Perdarahan dari hidung bisa juga terjadi akibat tekanan darah tinggi.
Perdarahan dari hidung biasanya tidak serius,
hanya terasa tidak nyaman. Namun, perdarahan bisa menjadi berbahaya bila
tidak ditangani karena anak bisa kehilangan banyak darah. Jika anak
mengalami mimisan, lakukan hal-hal berikut:
- Minta anak duduk dengan kepala menunduk. Jangan mendongakkan kepala anak karena darah dapat masuk ke kerongkongan sehingga memicu muntah.
- Minta anak untuk bernapas melalui mulut (ini juga memberi efek menenangkan) dan jepit hidung tepat di bawah bagian kerad dari hidung. Bantu korban bila perlu.
- Bila perdarahan masih ada setelah lebih dari 30 menit, bawa anak ke RS dalam posisi penanganan di atas.
(Hasto Prianggoro/Tabloid Nova)
- Minta anak duduk dengan kepala menunduk. Jangan mendongakkan kepala anak karena darah dapat masuk ke kerongkongan sehingga memicu muntah.
- Minta anak untuk bernapas melalui mulut (ini juga memberi efek menenangkan) dan jepit hidung tepat di bawah bagian kerad dari hidung. Bantu korban bila perlu.
- Bila perdarahan masih ada setelah lebih dari 30 menit, bawa anak ke RS dalam posisi penanganan di atas.
(Hasto Prianggoro/Tabloid Nova)
Editor: NF |
Sumber :Nova
Tidak ada komentar:
Posting Komentar